Judul: Jangan Salah Pilih Pasangan Penulis: Ayah Edy Penerbit: Noura PT Mizan Publika ISBN: 978-602-358-325-0 Harga: Rp 54.000 |
Pernahkah kamu berada dalam keadaan dimana orang-orang di sekitarmu satu per satu mulai menjalani kehidupan pernikahan? atau orangtuamu membicarakan agar kamu segera menikah? atau orang di sekelilingmu terus bertanya dimana pasangan hidupmu? Sudah punya pasangan kemudian kapan menikah? atau jangan-jangan kamu ada dalam masa pencarian dan atau masa pengambilan keputusan?
Keadaan dan pertanyaan-pertanyaan seperti ini yang kadang mempengaruhi pemikiran sebagian orang untuk mengambil keputusan menikah secara cepat, tanpa tahu benar seberapa siap dirinya menjalani kehidupan pernikahan.
Saat memutuskan mencari pasangan hidup dan sebelum memutuskan untuk menikah, ada baiknya ada dalam keadaan mantap terutama dalam sisi kesiapan mental. Buku dengan judul Jangan Salah Pilih Pasangan dari Ayah Edy ini bisa menjadi salah satu buku parenting yang dapat membatu untuk tidak tergesa-gesa memilih pasangan hidup.
Isi buku dimulai dengan sebuah pengantar 'Cinta Sejati, Cinta Sepanjang Hayat' yang merupakan sepenggal kisah cinta sepasang suami istri yang begitu mengharukan. Sama seperti buku-buku lain pada umumnya, buku ini terdiri dari pendahuluan, bab isi, dan Penutup.
Pada Pendahuluan menjelaskan secara umum apa itu pernikahan dan PDKT. Berikutnya, bagian bab 1 berisi tentang ciri-ciri PDKT yang sehat yang bisa diterima di lingkungan masyarakat.
Pada bab 1 ini, banyak nilai-nilai positif yang bisa diambil, karna opini yang dipaparkan Ayah Edy didukung dengan beberapa data konkrit akibat penyimpangan dari PDKT yang tidak tepat. Pada prinsipnya Ayah Edy berkesimpulan bahwa boleh PDKT, asal PDKT yang sehat.
Selanjutnya, yang masih jomblo atau yang sudah punya pasangan tapi masih bertanya-tanya soulmateku dimana ya? Atau si dia soulmateku bukan ya? Nah, isi Bab 2 ini bisa menjawab gelisahan kamu.
Salah satu tanda kalau dia adalah soulmatmu yaitu dia akan mendukung life plan yang kamu rancangkan. |
Pada bab 3 menjelaskan tentang standar dalam memilih soulmate. Ada dua standar yang dipaparkan. Kalau kamu termasuk dalam geng yang mana?
Pertama berdasarkan bibit bobot bebet, kedua berdasarkan keseriusan atau yang ketiga berdasarkan kecocokan.
Setelah sudah memilih dan memantapkan kalau dia adalah soulmatemu, berikutnya Bab 4 akan menjawab pertanyaan-pertanyaan 'Kapan Nikah'. Dalam hal ini, pertanyaan kapan nikah memang sulit dijawab mengingat standar kesiapan menikah tiap orang yang berbeda-beda. Namun, dikutip dari isi buku, ada beberapa standar yang kerap dipakai yaitu:
Pertama, mengukur kesiapan berdasarkan aturan agama dan hukum. Kedua, mengukur kesiapan berdasarkan usia dan kesehatan reproduksi (penting banget untuk cewek terutama dari segi usia). Ketiga, mengukur kesiapan berdasarkan tenggat (ini masih berhubungan dengan poin no 2). Keempat, mengukur kesiapan berdasarkan kemampanan.
Selanjutnya bab 5 berorientasi pada sikap atau perilaku yang perlu diubah berdasarkan kesepakatan. "Bila dia mengatakan, nanti setelah menikah aku pasti berubah, jangan langsung percaya. Masa PDKT ideal adalah minimal dua tahun. Bila dalam dua tahun tak ada yang berubah, berarti dia tak benar-benar serius untuk berubah"
Bab 6 berisi tentang bagaimana mengatasi masalah dan konflik dalam hubungan. Mulai dari membicarakan potensi konflik sampai dengan komunikasi yang lancar.
Yang paling menarik dari isi buku ada di bab ini. Ayah Edy memaparkan contoh-contoh potensi konflik yang sebenarnya bermula dari hal yang diremehkan seperti: ngorok, gaya tidur, cara pencet pasta gigi, aturan menggunakan toilet, bisa masak atau tidak sampai dengan hal-hal kecil yang kadang menurut kita itu tidak perlu dipermasalahkan. Eits.. Tapi belum tentu untuk si dia ya.
Yang paling keren dari isi bab 6 yaitu terdapat "Daftar Diskusi Aku dan Dia" yang memuat tentang hal-hal biasa maupun penting yang perlu didikusikan baik itu menurut 'aku' dan 'dia'.
Bab 7 juga tak kalah menarik dimana jika sudah yakin kalau ke jenjang yang lebih serius terutama dalam mempersiapakan pernikahan.
Pertama, rumuskan Tujuan pernikahan. Bila tujuan pernikahan kalian adalah kebahagian, kalian bisa menulis apa itu bahagia versi kalian masing-masing. Kedua, bicarakan orientasi pernikahan baik itu secara biologis, keturunan Maupun keluarga besar. Ketiga, buka-bukan soal keuangan mulai dari pendapatan, utang, cicilan, tanggungan, kebiasaan keuangan sampai dengan perencanaan pengelolahan keuangan. Keempat, kompromikan: siapa bekerja dan siapa di rumah. Kelima, memutuskan dimana akan tinggal. Keenam, diskusi seputar anak.
Pada bab 8 memuat tentang perencanaan kehamilan, apakah ingin memiliki anak? Kapan? Berapa? Perempuan atau laki-laki? Berapa tahun jarak anak? Siapa yang mengasuh anak? juga bagaimana jika tidak dikarunia anak?
Berikutnya, bab 9 merupakan tahap akhir menuju ke pernikahan. Bab 9 mengevaluasi poin-poin dari bab 1 sampai dengan bab 8 untuk memastikan apakah sudah benar-benar yakin dan saling sepakat ke Jenjang pernikahan sebelum merangkul hati orang tua, serta keputusan apa yang akan diambil saat belum mendapatkan restu orang tua.
Pada Ahkir buku, terdapat penutup yang isinya berupa sepatah kata dari sang penulis Ayah Edy.
Jadi, kalau ditanya kapan nikah? atau kok belum menikah? Tak usah panik dan tak usah buru-buru untuk menjawab pertanyaan seperti ini apalagi sampai cepat-cepat menikah. Cukup baca dulu buku ini, biar tak salah kaprah tentang pernikahan. Selamat membaca...
Komentar
Posting Komentar